Abdimas FE UWM Lakukan Pembinaan Pemberdayaan Perempuan PKK Kretek, Bantul

bernasnews – Kemerdekaan Indonesia sebagian besar tercapai berkat kontribusi perempuan, dengan diselenggarakannya Kongres Perempoean pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Gedung Djoyodipuran, Yogyakarta. Ini merupakan bukti kemajuan kaum perempuan Indonesia, karena munculnya keinginan organisasi internasional untuk mempromosikan kesetaraan gender, peluang bagi perempuan untuk mengeksplorasi domain publik ternyata sangat besar.

Perempuan harus menilai diri mereka sendiri, memodifikasi, dan mengembangkan sikap baru untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kapasitas mereka sendiri. Hal ini disebabkan budaya patriarki yang telah tertanam kuat di benak masyarakat Indonesia mengakibatkan adanya pemisahan antara ruang publik dan privat yang erat kaitannya dengan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan, juga mengganggu kemampuan mereka untuk tetap dalam pemerintahan.

Peran perempuan semakin diakui setara seiring dengan semakin dekatnya era pemenuhan kesetaraan gender. Perempuan memegang banyak posisi kepemimpinan dan menunjukkan prestasi mereka di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Selain itu perempuan dianggap mampu menjadi istri yang berbakti di samping perannya sebagai sumber generasi penerus. Istri yang berbakti dapat berarti banyak hal, mulai dari mengatur rumah tangga dan mendidik anak hingga mengatur keuangan dan pemasukan keuangan.

Perempuan memiliki hak atas kesetaraan dan kebebasan dari ketidakadilan ketika ada bukti keselarasan dengan pengaruh prioritas gender. Salah satu contohnya adalah peran dan keterlibatan dalam program-program pemberdayaan sebagai upaya untuk mendorong pemerataan dan keadilan dalam kehidupan rumah tangga.

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan perempuan untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengurus dan anggota tim penggerak PKK Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maka diadakan kegiatan pembinaan tentang “Pemberdayaan Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat” di aula Kalurahan Tirtohargo, Kretek, Bantul, Jumat (16/6/2023).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan, keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Memperoleh akses

Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya. Hal ini dimaksudkan agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses melengkapi orang dengan beragam peluang, keterampilan dan informasi untuk memperkuat otonomi mereka dalam membentuk masa depan mereka sendiri. Selain itu juga partisipasi dan pengaruh mereka atas kehidupan masyarakat dengan membina kondisi yang diperlukan agar kapasitas masyarakat dapat berkembang, pemberdayaan masyarakat berupaya melahirkan masyarakat yang mandiri.

Pemberdayaan perempuan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Tujuannya merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya.

Selanjutnya, perlu adanya pemberdayaan perempuan dalam keluarga. Permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga menuntut perempuan untuk membantu perekonomian keluarga. Perempuan harus mempunyai kemampuan untuk melihat potensi yang ada, peluang-peluang yang mungkin dapat dikembangkan, sehingga dengan mudah peluang tersebut diperluas menjadi jaringan yang lebih kuat

Meskipun metode pemberdayaan mengakui perlunya memperoleh kekuasaan, namun tidak bertujuan untuk mengangkat perempuan di atas laki-laki. Sebaliknya, dia memandang kekuasaan sebagai sarana untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan batin perempuan, bukan sebagai sarana untuk mendominasi laki-laki. (mar/Hj. Nany Noor Kurniyati, S.E., M.M., M.Sc , Eka Febriyanti, Sharum Tansatya Vanesa, Tim Abdimas FE UWM)

Bagikan Melalui :
Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp

BERITA LAINNYA